Pages

Kamis, 17 November 2011

Widyawisata ke Bandung


                Hari Kamis, 3 November 2011, aku dan teman-temanku pergi widyawisata ke Bandung. Sebelum berangkat, kami berkumpul di sekolah. Karena aku ingin tempat duduk yang menurutku paling Pewe, aku datang paling awal. Dan ternyata, teman-temanku belum datang. Seingatku, ketika aku baru datang, baru ada beberapa anak kelas 7 akselerasi, Amel, Salsa, dan Nisa. Kusimpan tasku di tempat yang menurutku paling pewe agar tak ditempati oleh orang lain.
                Sekitar pukul 23.30 WIB, kami berangkat menuju Bandung. Aku cepat-cepat menempati tempat dudukku. Mencari posisi terenak untuk tidur. Rasanya kantuk sudah menyerangku. Akhirnya aku menyerah dan akhirnya tertidur. Namun rasanya bus tak membuatku tertidur lelap layaknya di rumah. Posisi yang menurutku kurang pewe berhasil membangunkanku dari tidurku yag lelap. Membuat mimpi yang tak beraturan ceritanya terhenti untuk sejenak. Aku melihat ke seluruh penjuru bus. Ternyata masih banyak teman-temanku yang belum tidur dan bahkan sangat berisik. Tapi mungkin itulah kebersamaan yang dirasakan di bus dan terlihat sangat asik. Tetap saja, aku tak tertarik untuk bergabung ke dalam pembicaraan mereka. Dan lagi, aku memutuskan untuk tertidur kembali. Mungkin bus memang bukan tempat yang menurutku pewe. Dinginnya AC menusuk ke dalam tulang kakiku. Membuat kakiku merasakan dingin. Ahhhh, dan lagi aku harus terbangun gara-gara itu. sungguh sangat menyebalkan, membuatku harus mencari posisi ter-pewe (lagi).
                Keributan yang dibuat oleh teman-temanku membuat mataku perlahan terbuka. Dan yang kulihat, mereka berlalu-lalang ke tempat duduk temannya. Mereka sedang sibuk menyiapkan alat mandi dan solat. Ternyata kita sudah sampai ke tempat tujuan pertama, Rumah Makan Simpang Raya. Aku pun bangkit dari dudukku, meminta temanku untuk menungguku sebentar.  Kusiapkan alat untuk solat dan gosok gigi. Aku pikir aku tak akan mandi lagi, mengingat aku sudah mandi sebelum berangkat.
                Kamar mandi sangat penuh sekali. Membuat kami harus menunggu satu sama lain. Kuputuskan untuk menggosok gigi di tempat wudhu agar tak membuang banyak waktu untuk menunggu. Setelah semuanya selesai, aku memutuskan untuk ke mushola. Menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim, yaitu solat Shubuh.
                Waktu makan telah tiba. Kami mengambil makanan yang telah disediakan. TAPI, mengapa ayam goreng itu diberikan oleh pelayannya. Membuat kami tidak mendapatkan ayam yang berdaging banyak, namun hanya mendapatkan ayam berdaging tipis, yang hanya terdapat tulang saja. Tapi mungkin masih lebih baik daripada tidak makan sama sekali. J
                Acara sarapan pagi pun telah usai, kami melanjutkan perjalanan kami menuju gedung yang sangat bersejarah, yaitu Gedung Asia Afrika. Seperti biasa, dalam perjalanan aku kembali tertidur.
                Mungkin kami tiba di Bandung terlalu pagi. Membuat kami tak bisa langsung menuju tempat tujuan, yaitu gedung Asia Afrika. Tapi kami berkunjung terlebih dahulu ke Mesjid Raya Bandung. Yang kulihat disana, rasanya itu tak seperti sebuah mesjid pada umumnya. Halamannya pun tak bersih seperti mesjid pada umumnya. Bahkan catnya pun sudah luntur. Pantaskah sebuah tempat yang dirasa kurang bersih, kami jadikan sebagai tempat ibadah? Rasanya mungkin tidak. Sebuah tempat ibadah seharusnya bersih dan indah. Tak perlu indah mungkin, namun yang terpenting bersih. Karena ketika kita beribadah, kita harus berada di tempat bersih dan suci.
                Sekitar pukul 10.00 WIB, kami sampai di gedung yang menurutku paling bersejarah. Gedung tersebut merupakan gedung tempat diadakannya KTT Asia Afrika. Konferensi yang menurutku merupakan pelopor bagi Indonesia dalam menjalani diplomasinya. Tapi yang membuatku kecewa, ketika kami sampai di gedung itu. kami harus menunggu cukup lama hingga hingga gedung itu dibuka. Ya, meskipun itu mungkin hanya sekitar 30 menit.
                Di Gedung Asia Afrika kami mendengarkan penjelasan tentang sejarah-sejarah KTT Asia Afrika, juga Koferensi Kolombo yang merupakan pelopor bagi konferensi Asia Afrika. Disana, aku sangat tertarik untuk berfoto-foto. Rasanya banyak yang harus diabadikan. Kita juga pergi ke ruang pameran yang berada di gedung Asia Afrika. Namun jujur saja, aku sama sekali tak minat untuk membaca satu per satu dari setiap gambar itu. aku berpikir, untuk refrensi tugas kan boleh darimana saja. termasuk dari internet. Dan juga, internet itu lebih praktis.
                Hari mungkin sudah siang. Matahari sudah hampir berada di atas kepalaku. Mungkin ini sudah pukul sebelas, atau mungkin lebih. kita memang harus berjalan sedikit untuk kembali ke bus. Kuseka keringatku yang mengalir di pelipisku. Kerongkonganku terasa tercekat. Rasanya aku ingin sekali minum, dan aku lupa membawanya. Cepat-cepat kuberjalan menuju bus. Dan apa yang kudapati ketika aku kembali ke bus. Rasanya sangat pengap. Apalagi semu murid telah berkumpul. Dan yang membuatku paling kesal, banyak para pedagang yang masuk ke bus kami. Mereka memaksa kami untuk membeli barang dagangannya. Bahkan ada seorang pedagang yang mengejek kami hanya karena kami tidak membeli barang dagannya. Apakah itu sesuai dengan citra warga negara Indonesia yang ramah. Tidak, pedagang itu sangat galak.
                Tujuan kami selanjutnya adalah Bosscha. Dan sebelum kita mencapai Bosscha, kami harus berjalan cukup dekat. Yah, setidaknya cukup untuk membuat kaki kami bengkak, serasa ingin patah, dan sangat pegal. Oke, mungkin ini sangat berlebihan. Untung saja, ketika kami sampai ke tempat tujuan kami diberi makan siang. Disana kami melihat teropong yang digunakan untuk melihat asteroid. Tapi kami tak bisa menggunakannya karena ini siang hari. Hufth, inilah nasib. L
                Tangkuban perahu merupakn tujuan kami selanjutnya. Aku sudah lelah dan capek. Ketika sampai ke Tangkuban Perahu pun cuacanya tak mendukung. Hujan turun, dan yang kudengar ketika hujan turun, di belahan dunia lain ada yang sedang tersakiti. Mungkin itu hanya kata-kata karangan para penyair agar terlihat lebih berlebihan.
                Rasanya menurutku sia-sia mengunjungi Tangkuban Perahu. Yang kurasakan hanya tetesa air hujan yang membasahi bajuku. Dan yang kulihat hanyalah kabut yang menghalangi penglihatanku. Sungguh sangat ironis. Disana pun kami disuruh cepat-cepat kembali lagi. Padahal belum sampai 15 menit kami berada di sana. Lagi-lagi inilah nasib. L
                Aku memutuskan untuk tidur ketika sampai di bus. Rasanya aku sangat mengantuk. dan lagi perjalanan dari Tangkuban Perahu menuju Ciwalk membutuhkan waktu yang cukup lama dan cukup untukku tertidur sejenak melepaskan rasa lelah.
                Akhirnya kami pun sampai di Ciwalk. Disana kami makan di KFC. Kami diberik kotak yang berisi makanan. Makan di kotak membuaku tak senyaman ketika makan di piring. Tapi yasudahlah, daripada tidak makan sama sekali.
                Setelah makan kami pun dibebaskan oleh guru untuk berbelanja. Dan harus kumpul di bus pada pukul 20.00 WIB. Kami hanya diberi waktu 2 jam untuk berbelanja. aku, Nikita, dan Amel berjalan-jalan mengelilingi Ciwalk. Hanya melihat barang-barangnya saja, tidak membeli. Padahal kita melihat-lihat baju di outlet-outlet yang ada hingga kaki ini pegal. Dan akhirnya aku hanya membeli satu baju. Menurutku waktu yang diberikan oleh guru sangatlah kurang. Sehingga kami terburu-buru untuk pulang.
                Kami pulang dari Bandung menuju Kuningan pada pukul 20.00 WIB. Hufth, mataku sudah sangat mengantuk ketika baru saja duduk di kursi bus. Dan seperti sebelum-sebelumnya aku tertidur. Namun ketika sudah cukup malam aku terbangun dari tidurku. Dan banyak murid-murid kelasku yang sedang tertidur pulas. Ide jail pun terbesit dipikiranku. Mengambil foto-foto mereka yang sedang tidur.
                Aku mengambil foto mereka yang sedang tertidur. Sesekali aku tertawa bersama temanku yang masih terjaga. Gaya teman-temanku yang sedang tertidur membuatku sesekali ingin tertawa.  Setelah mendapat foto anak-anak kelas yang sedang tertidur ( terkecuali Salsa & Lala), aku kembali ke tempat dudukku untuk tidur kembali. Mungkin saja dengan tertidur aku akan cepat sampai ke Kuningan.
                Aku terbangun dari tidurku ketika aku sudah sampai di Cirendang. Berarti sebentar lagi sampai di SMP. Aku pu segera mengsms ibuku bahwa aku sudah sampai di Cirendang dan sebentar lagi pulang. Aku mengecek barang-barangku lalu membereskannya agar tidak ada satupun yang tertinggal. Hingga akhirnya kami sampai di SMP dan merupakan akhir dari widyawisata kami. Mungkin pengalaman ini tak akan kulupakan. J
 
Usagi Sailor Moon - Help Select